Menu

Bayar Cuma 1 Detik dengan Wajah China Tunjukkan Masa Depan Belanja

Klik di sini untuk lihat Sepatu Branded, Harga Hemat

Belanja Tinggal SENYUM? Cuma di China!

Tanpa dompet. Tanpa scan QR. Tatap kamera byur! Itulah face payment bayar pakai wajah yang pelan-pelan jadi keseharian di banyak kota di Tiongkok. Teknologi ini sudah dipakai di gerai cepat saji seperti KFC (pilot “Smile to Pay” dimulai di KPRO Hangzhou pada 2017), meluas ke berbagai kota termasuk Beijing, hingga mesin vending di stasiun-stasiun metro. Beberapa implementasi bahkan sempat disetop sementara oleh regulator untuk audit privasi.

Apa itu face payment?

Alipay: “Smile to Pay” perangkat kasir berisi kamera 3D + liveness detection (anti-foto atau video) yang mengenali wajah, lalu transaksi dikonfirmasi di layar di aplikasi. Saat pilot awal di KFC, sistem dapat meminta nomor ponsel sebagai lapis verifikasi tambahan. Kecepatannya diklaim 1–2 detik.

WeChat Pay: “Face ID Pay” hadir lewat terminal Frog/Frog Pro di kasir, konsep serupa lihat kamera, verifikasi, bayar.

Di mana dipakai? Restoran cepat saji, minimarket, toko ritel, dan mesin vending di area transit. Di Shanghai, ratusan mesin vending di area metro pernah menawarkan face payment, sebelum kemudian ditangguhkan oleh regulator untuk peninjauan perlindungan data.

Keren? Iya. Merinding juga? Jelas.

Sejak 2019, pembayaran pakai wajah makin umum di kota-kota besar (termasuk Beijing). Tapi lonjakan adopsi juga memicu kekhawatiran privasi dan pengawasan.

Menjawab kekhawatiran itu, aturan baru nasional diresmikan pada 21 Maret 2025 dan berlaku 1 Juni 2025. Intinya:

Tidak boleh memaksa pengguna memakai pengenalan wajah harus ada opsi lain yang “wajar dan mudah”.

Persetujuan (consent) yang jelas wajib, dengan kewajiban papan informasi di lokasi penggunaan.

Data wajah harus dilindungi ketat, dengan pembatasan penyimpanan atau transfer.
Aturan ini diterbitkan oleh Cyberspace Administration of China (CAC) bersama Kementerian Keamanan Publik.

Secepat apa?

Klaim performa tipikal 1–2 detik dari pemindaian ke transaksi, berkat kamera 3D dan deteksi “kehidupan” liveness.

Cara pakai (ringkas & praktis)

Catatan: ketersediaan dan alurnya bisa berbeda per kota/merchant serta mengikuti pembaruan aturan 2025.

A. Mengaktifkan di aplikasi

  1. Buat aktifkan Alipay atau WeChat Pay dan selesaikan real name verification (eKYC).
  2. Di Alipay, cari pengaturan Smile to Pay Face Payment lalu aktifkan (opt-in). Di beberapa kasus, sistem akan meminta verifikasi wajah di aplikasi dan membatasi nominal per transaksi saat awal.
  3. Di WeChat Pay, pastikan WeChat Pay sudah aktif, lalu aktifkan Face ID Pay (nama fitur pada ekosistem merchant dikenal melalui terminal Frog atau Frog Pro).

B. Di kasir atau terminal

  1. Pilih metode “Face Pay” di layar kasir/terminal.
  2. Lihat ke kamera ±1–2 detik hingga sistem mengenali wajah.
  3. Konfirmasi jumlah di layar (kadang diminta nomor HP sebagai langkah tambahan, tergantung pengaturan merchant).
  4. Struk dan detail transaksi masuk ke aplikasi.

C. Di mesin vending (stasiun/ruang publik)

Pilih produk pilih Face Pay tatap kamera konfirmasi ambil barang.

Penting: Di Shanghai, sebagian layanan face pay di vending pernah dihentikan sementara untuk peninjauan kepatuhan data. Jika opsi tidak muncul, gunakan metode lain (QR/kartu).

Keamanan & privasi: apa risikonya?

Rekam wajah = data biometrik sensitif. Meski perangkat memakai liveness detection dan enkripsi, kebijakan merchant serta kepatuhan sangat menentukan.

Kewajiban baru 2025 mewajibkan opsi non wajah dan membatasi pemrosesan data langkah penting untuk mengurangi “pemaksaan halus” (misal, akses promo hanya bagi pengguna face pay).

Penertiban daerah, seperti di Shanghai pada 2024, menunjukkan regulator aktif mengaudit & menindak praktik yang berlebihan.

Tips aman buat kamu saat di China:

Cari signage yang menjelaskan penggunaan face recognition dan baca ringkasannya.

Pilih metode lain (QR/kartu/tunai) bila ragu kamu berhak menolak sesuai aturan 2025.

Cek notifikasi transaksi di aplikasi, aktifkan limit, dan matikan fitur face payment jika tidak diperlukan.

Kapan Indonesia nyusul?

Secara teknis, bisa bank & fintech lokal sudah punya eKYC wajah untuk buka akun. Tantangannya:

  1. Regulasi & standar perlindungan data biometrik,
  2. Penerimaan publik,
  3. Kesiapan merchant (perangkat kamera 3D di kasir),
  4. Interoperabilitas dengan QRIS yang sudah mapan.
    Jika masuk, kecil kemungkinan jadi satu-satunya opsi mengacu praktik terbaik global dan contoh Tiongkok 2025, wajib ada alternatif non-biometrik. (Analisis kebijakan berdasarkan regulasi Tiongkok 2025 sebagai pembanding.)

Jadi… kamu mau coba?

Praktis dan cepat iya. Merinding soal privasi wajar. Kabar baiknya, aturan baru Tiongkok memberi pengguna hak untuk memilih. Kalau teknologi ini hadir di Indonesia, apakah kamu siap senyum untuk bayar, atau tetap setia ke QRIS/kartu?

Ringkasannya (buat yang lagi ngebut baca)

Face payment sudah meluas di Tiongkok: KFC (pilot 2017), ritel, hingga vending di area metro.

1–2 detik dari tatap kamera ke transaksi.

Aturan nasional (efektif 1 Juni 2025): tak boleh memaksa, harus ada opsi lain, dan consent wajib.

Shanghai sempat menangguhkan layanan face pay di >800 mesin vending metro untuk audit privasi.

Klik di sini untuk lihat Promo spesial untuk koleksi jam tangan branded pilihan

Dunia menunggu untuk dijelajahi! 🌏✨

Ikuti getrihlah.com untuk inspirasi perjalanan yang menakjubkan, destinasi tersembunyi, dan tips perjalanan terbaik. Mari buat setiap perjalanan jadi tak terlupakan – ikuti kami sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *