Klik di sini untuk lihat Sepatu Branded, Harga Hemat
Menikmati Car Free Day di Banda Aceh di Hari Minggu yang Cerah
Banda Aceh kembali dipenuhi keceriaan pada Minggu pagi yang cerah. Seperti biasa, masyarakat kota serambi Mekkah berbondong-bondong memanfaatkan momen Car Free Day (CFD) untuk berolahraga, berkumpul bersama keluarga, maupun sekadar menikmati suasana tanpa kendaraan bermotor. Suasana yang hangat dan penuh semangat itu turut dirasakan oleh keluarga kecil yang terdiri dari Kak Ruqayya, Abang Fatih, dan adik kecil mereka, Fitri.
Sejak pukul enam pagi, jalanan utama di kawasan pusat kota Banda Aceh sudah mulai dipadati warga. Para pedagang kaki lima pun tidak ketinggalan, menghadirkan berbagai pilihan jajanan ringan khas Aceh hingga aneka makanan modern yang disukai anak muda. Di sela keramaian itu, terdengar lantunan musik energik dari instruktur senam yang memimpin peserta berbaris rapi mengikuti gerakan.
Senam Pagi yang Penuh Kegembiraan
Kak Ruqayya bersama adiknya Fitri tampak begitu antusias mengikuti gerakan senam. Wajah mereka memancarkan semangat dan keceriaan, menikmati udara segar pagi hari yang bersih dari polusi kendaraan.
Di sisi lain, Abang Fatih tidak bisa menahan tawa. Ia tertawa lepas ketika Fitri salah mengikuti gerakan senam dan malah melompat-lompat dengan gaya lucu. Suara ketawanya membuat suasana semakin hangat, bahkan orang-orang di sekitarnya ikut tersenyum melihat keceriaan keluarga itu. Tawa Abang Fatih menjadi warna tersendiri di Car Free Day Banda Aceh pagi itu, menggambarkan kebahagiaan sederhana yang begitu tulus.
Keunikan senam pagi di Aceh juga terlihat dari cara berpakaian para pesertanya. Walaupun senam biasanya identik dengan pakaian olahraga yang terbuka, di Aceh para perempuan tetap menjaga identitas budaya dan nilai Islami dengan mengenakan busana yang menutup aurat. Ada yang memakai jilbab olahraga, baju longgar, hingga gamis khusus olahraga yang tetap nyaman dipakai. Hal ini menjadi ciri khas tersendiri yang membuat Car Free Day di Banda Aceh berbeda dari daerah lain.
Jajanan Ringan yang Menggoda Selera
Selepas senam, suasana semakin ramai di area jajanan yang berjajar rapi di sisi jalan. Dari gorengan hangat, kue tradisional Aceh, hingga makanan ringan modern seperti burger dan roti isi, semua tersedia bagi pengunjung.
Fitri terlihat ceria menikmati kue donat bertabur gula halus. Sementara itu, Kak Ruqayya memilih corn dog jajanan kekinian yang banyak digemari anak muda, dengan sosis atau keju yang dilapisi adonan tepung lalu digoreng garing. Rasanya gurih dan nikmat, apalagi disantap selagi hangat.
Abang Fatih, sesuai kebiasaan orang Aceh pada umumnya, tidak melewatkan secangkir kopi panas di pagi hari. Aroma kopi robusta dan arabika Aceh yang khas memenuhi udara, seakan menambah energi setelah berolahraga. Baginya, kopi bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari budaya dan gaya hidup masyarakat Aceh. Duduk santai sambil menyeruput kopi sembari bercengkerama menjadi momen sederhana yang penuh makna.
Suasana Kekeluargaan dan Kebersamaan
Car Free Day Banda Aceh selalu menghadirkan nuansa kekeluargaan yang kental. Orang tua membawa anak-anak mereka untuk bersepeda, berlari kecil, atau hanya menikmati hiburan musik yang kerap ditampilkan di sudut-sudut acara. Ada juga komunitas kreatif yang memanfaatkan momen ini untuk menampilkan seni tari, musik akustik, hingga pameran produk lokal.
Bagi keluarga Kak Ruqayya, CFD bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga kesempatan mempererat kebersamaan. “Kalau Minggu pagi di rumah saja rasanya sayang. Di sini anak-anak bisa senam, bisa makan jajanan, dan kami juga bisa ketemu dengan teman-teman,” ujar Kak Ruqayya sambil tersenyum.
Kopi Aceh, Cita Rasa yang Tak Pernah Terlewatkan
Tidak lengkap rasanya jika berbicara tentang pagi di Aceh tanpa menyebut kopi. Hampir di setiap sudut acara, warung kopi dadakan maupun pedagang keliling menawarkan berbagai jenis kopi hitam, kopi susu, hingga kopi sanger khas Aceh. Minuman ini seolah menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan masyarakat.
Bagi Abang Fatih, menikmati kopi di tengah keramaian Car Free Day adalah momen yang menenangkan. “Kopi itu teman setia orang Aceh. Dimana saja, apalagi di pagi Minggu yang cerah begini, rasanya kurang kalau belum minum kopi,” ungkapnya.
Penutup
Car Free Day di Banda Aceh bukan hanya agenda rutin mingguan, melainkan telah menjadi budaya baru masyarakat perkotaan. Suasana cerah di hari Minggu, tawa anak-anak, keringat yang menetes dari senam pagi, hingga aroma kopi yang menguar di udara menciptakan pengalaman yang khas.
Keluarga Kak Ruqayya, Abang Fatih yang tertawa riang, dan Fitri yang penuh semangat hanyalah satu dari sekian banyak keluarga yang merasakan kebahagiaan sederhana namun bermakna di pagi itu. Dengan adanya Car Free Day, masyarakat Banda Aceh tidak hanya diajak hidup sehat, tetapi juga diajak untuk terus menjaga kebersamaan, mencintai lingkungan, serta melestarikan budaya khas Aceh yang selalu hadir di setiap suasana terutama melalui senyum, tawa, jajanan ringan, dan secangkir kopi hangat di pagi hari.
Klik di sini untuk lihat Promo spesial untuk koleksi jam tangan branded pilihan
#Dunia menunggu untuk dijelajahi! 🌏✨
Ikuti getrihrah.com untuk inspirasi perjalanan yang menakjubkan, destinasi tersembunyi, dan tips perjalanan terbaik. Mari buat setiap perjalanan jadi tak terlupakan – ikuti kami sekarang!